Meningkatkan Performa Akademisi Hadis Indonesia melalui Jurnal Living Hadis

Jurnal ilmiah bagi akademisi kampus merupakan sesuatu yang penting. Hal ini setidaknya melalui jurnal inilah seseorang dapat meniti karier dengan baik dan cepat. Jurnal dapat mengantarkan ke jenjang jabatan tertentu di Perguruan Tinggi. Kepentingan jurnal ini setidaknya bagi dosen yang meniti karir di awal seperti Asisten Ahli maupun lektor, bahkan untuk jabatan lektor kepala dan guru besar memiliki tulisan di jurnal bereputasi menjadi sebuah keharusan. Dengan demikian, peran jurnal sangat signifikan dalam dunia akademik.

Beragam spesifikasi keilmuan telah berkembang seiring dengan maraknya jurnal yang hadir dalam satu dekade terakhir ini. Hal ini melahirkan beragam jurnal dengan beragam spesifikasinya. Jurnal keagamaan dalam hal ini juga beragam sesuai kecenderungan dari pembidangan keilmuan yang di kembangkan oleh Kementrian Agama. Hal ini juga sesuai dengan perkembangan keilmuan yang terjadi di PTKI dari sisi institusinya yakni IAIN ke UIN atau STAIN ke IAIN. Oleh karenanya terdapat jurnal yang spesifikasinya berbasis keilmuan umum, fakultas dan program studi. Dalam konteks ini lahir jurnal aljami'ah UIN Sunan Kalijaga dan Studia Islamika UIN Jakarta dalam ranah Islamic Studies. Ranah lain dalam konteks lebih spesifik seperti konteks ushuluddin atau dakwah. Contoh jurnal seperti ini adalah Esensia dan Jurnal Dakwah. Demikian juga ranah terspesifik adalah ranah bidang seperti al-Qur'an dan Hadis atau pendidikan anak usia dini seperti jurnal al-atfal. Dengan demikian, jurnal memiliki beragam spesifikasi tergantung aim scopnya yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan seseorang untuk melakukan pengiriman naskah artikelnya.

Fenomena di atas juga di dukung dengan kelahiran jurnal atas respons dengan keilmuan lain. Hal ini seperti jurnal gender, ham serta ragam keilmuan lain. Khusus gender ini sangat eksis dengan didukung adanya Pusat Studi Wanita (PSW) atau Pusat Studi Gender (PSG) yang tersebar se-Indonesia. Jurnal seperti ini yaitu jurnal Musawa PSW UIN Sunan Kalijaga, Jurnal Palastren IAIN Kudus dan Jurnal Kafa'ah UIN Palembang. Dengan demikian, jurnal agama dalam konteks kekinian sangat beragam dan berkembang.

Kenyataan di atas juga didukung dengan lahirnya jurnal melalui pusat-pusat studi yang ada. Salah satunya adalah layanan difabel seperti jurnal inklusi yang diinisiasi oleh Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga. Jurnal ini dengan alamat http://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/inklusi. Kekhasan jurnal ini adalah menerima artikel penelitian dan wacana serta telaah buku baru problem tentang disabilitas, hak-hak penyandang disabilitas, dan upaya-upaya untuk menciptakan masyarakat yang inklusif. Kondisi ini menjadikan jurnal ini dan jurnal lain di lingkungan UIN Sunan Kalijaga sebagai tonggak dalam pencapaiana keilmuan. Setidaknya, jurnal yang ada dalam ojs di lingkungan UIN Sunan Kalijaga sebanyak 63 buah. Hal ini semakin menunjukkan perkembangan perjurnalan yang ada. Dengan demikian, posisi penulis sangat diuntungkan untuk mencari jurnal sesuai tema tulisan dan kecenderungannya.

Hadis sebagai salah bidang keilmuan dalam Islam juga menjadi salah satu bagian dalam meramaikan geliat perjurnalan di Indonesia. Hal ini setidaknya juga didukung oleh mulai tumbuhnya prodi Ilmu Hadis setelah pemekaran dari Jurusan Tafsir Hadis. Jumlah prodi ilmu hadis sudah melebihi prodi ilmu al-Qur'an dan Tafsir yakni 50 prodi baik S1, S2 maupun S3 sedangkan prodi IAT dalam keseluruhan jenjang hanya mencapai 49 buah. Demikian juga jurnal yang spesifik mengkaji hadis sudah mencapai 15 jurnal. Nama jurnal yang memilki khas studi hadis tersebut adalah Mutawatir, Journal of Hadith Studies, Living Hadis, Al-Tahdis, Al-Tahdits, Diroyah, Sahih, Holistic, Riwayah, Ilmu-ilmu Al-Qur’an dan Hadis , Al-Tibyan , Al-Dhikra, Al-Bukhari,, Universum , Diya Afkar, dan Al-Majalis. Hal ini juga hampir sama dengan jurnal di program studi Ilmu al-Qur'an dan Tafsir. Walaupauan demikian masih ada jurnal tertentu yang masih menggabungkan dua keilmuan yakni al-Qur'an dan Hadia dengan jurnal seperti Jurnal Ilmu-Ilmu al-Qur'an dan hadis milik Prodi IAT UIN Sunan Kalijaga. Dengan demikian, dalam konteks keilmuan sumber ajaran Islam sendiri jurnal PTKI sudah mencapai lebih dari 50 jurnal.

Akademisi hadis Indonesia terus berkembang. Hal ini dikarenakan terdapat matakuliah hadis di seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Indonesia (PTKI). Hal ini menjadikan banyaknya karya yang dihasilkan dari hasil penelitian akademik yang ada. Hal tersebt sebagaimana dilakukan dosen dan mahasiswa yang digunakan sebagai penyelesaian studi akhirnya. Dengan demikian, dengan banyaknya jurnal tesebut juga belum seimbang dengan jumlah hasil karya yang harus di publikasikan.

Jurnal living hadis UIN Sunan Kalijaga sebagai jurnal yang relatif baru dalam perjurnalan nasional. Hal ini dikarenakan jutnal tersebut baru mulai 2017 atau dalam tahun 2018 masuk tahun kedua. Sehingga jurnal tersebut dapat menjadi jurnal yang berkembang karena corak kajian hadianya yang berbeda yakni living hadis. Spesifikasi inilah yang menjadikan jurnal living hadis memiliki nilai kebaruan yang ditunjukkan dari data-data yang diambil adalah di masyarakat luas dan bukan melalui teks-teka hadis. Dengan demikian Jurnal living hadis ini menjadi miniatur perkembangan keilmuan hadis di Indonesia.

Harapan di atas adalah merupakan sesuatu yang nyata terjadi. Hal ini setidaknya lembaga yang mengusung jurnal living hadis adalah merupakan lembaga yang berkomitmen dalam mengembangkan kajian living hadis. Melalui institusi tersebut kajian living hadis lahir dan berkembang ke seluruh Indonesia. Tidak saja dalam konteks teori-teorinya melainkan juga dengan aplikasi penelitian di dalamnya. Dengan demikian menjadikan living hadis sebagai jurnal yang dipercaya karena dikembangkan oleh institusi pengembang teori san metode living hadis.

Optimisme di atas juga didukung akademisi muda yang lahir dari hasil pembelajaran yang dikembangkan di UIN Sunan Kalijaga. Kurikulum pembelajaran living hadis baik di prodi Ilmu Hadis maupun ilmu al-Qur'an dan Tafsir. Alumni kedua prodi tersebut melakukan beragam penelitian yang berbasis di sosial kemasyarakatan ini. Kekuatan inilah yang menjadikan jurnal living hadis semakin eksis dengan banyaknya jurnal yang berkembang dengan menggunakan ojs lebih dari 51.000 jurnal di Indonesia. Dengan demikian, upaya penjagaan keberlanjutan dari artikel yang menjadi bagian living hadis akan terus berjalan dengan baik. (MAS)