Berkunjung Ke Museum Sangiran Sebagai Wisata Edukasi Bagi Mahasiswa Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Sabtu 23 Maret 2019, Mahasiswa Prodi Ilmu Hadis angkatan 2018 melakukan wisata edukasi di Museum Sangiran Sragen, Jawa Tengah. Sebanyak 60 Mahasiswa mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut dibimbing langsung oleh Abd. Aziz Faiz, M. Hum selaku dosen Sosiologi – Antropologi Agama program studi Ilmu Hadis untuk semester kedua. Mengunjungi museum, sudah menjadi tradisi dan kebiasaan bagi dosen yang berasal dari Madura tersebut. “ Sudah empat kali saya mengunjungi museum Sangiran dan ini sudah menjadi kebiasaan saya sebagai dosen sosiologi antropologi” tuturnya.

Berkunjung ke museum merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari mata kuliah sosiologi-antropologi. Mulai dari Sejarah umat manusia, evolusi manusia, biografi arkeolog dunia, fosil asli dan replika, semua tersimpan dan tersusun rapi di museum yang telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia pada tahun 1996 oleh UNESCO itu. Museum Sangiran dipilih, karena tempatnya yang sedikit lebih bagus dan isi museumnya yang bersifat umum. Di Sragen, memang terdapat banyak museum arkeologi. Tetapi, hanya museum Sangiran yang bersifat umum dan tentunya lebih lengkap dibanding museum-museum lain yang ada di Sragen.

Dalam pembelajaran sosiologi – antropologi, memang tidak bisa dilakukan hanya dengan teori didalam kelas, tetapi harus dibarengi dengan turun langsung untuk melihat fakta di lapangan dengan apa yang telah diperoleh di kelas. Teori tanpa melihat fakta di lapangan memang suatu hal yang ganjil dalam mata kuliah ini. Melihat langsung terbukti efektif dalam menambah pemahaman bagi mahasiswa. Mengingat, Sosiologi Antropologi bukan kajian utama khususnya bagi mahasiswa ilmu hadis sendiri.

Adanya mata kuliah Sosiologi – Antropologi, sedikit membantu menghilangkan asumsi khalayak umum bahwa mahasiswa ilmu hadis hanya berkutat pada teks hadis. Sosiologi – antropologi seolah menegaskan bahwa mahasiswa ilmu hadis harus keluar dari apa yang selama ini di asumsikan oleh khalayak umum, dan itu sudah dibuktikan dengan adanya wisata edukasi dengan mengunjungi museum Sangiran. Abd Aziz Faiz atau akrab disapa Cak Faiz ketika diwawancarai juga mengatakan bahwa Hadis tidak hanya untuk teks, tapi juga untuk memahami manusia, dan itu bisa ditemukan di museum ini.

Disamping untuk mempelajari dan memahami manusia secara utuh, berkunjung ke Sragen juga dijadikan ajang rekreasi atau penghilang penat ditengah padatnya jadwal perkuliahan mahasiswa Ilmu Hadis di semester kedua ini. Mengingat hampir 80 % mahasiswa ilmu hadis mengambil 24 SKS di semester ini, maka wisata edukasi ini sedikit membantu menyegarkan otak para mahasiswa. Kunjungan ke Sragen diharapkan bukan yang terakhir, tetapi menjadi kunci pembuka menuju ke kunjungan – kunjungan mendidik lainnya.

Mengutip Pesan dari pak Abd Aziz Faiz kepada mahasiswa Ilmu Hadis “Ilmu Hadis untuk manusia, maka sudah menjadi kewajiban bagi seluruh mahasiswa ilmu hadis untuk mempelajari seluk beluk manusia” Muh Alfian Al-Ahsan