Mahasiswa Ilmu Hadis kembali Berpartisipasi di Konferensi Internasional

Kabar gembira datang dari program studi Ilmu Hadis lagi. Pasalnya, Muhammad Mundzir, mahasiswa Ilmu Hadis berpartisipasi dalam acara USICON (Ushuluddin International Conference) sebagai presenter. Saat ini ia duduk di semester 5 yang merupakan angkatan ketiga di Program studi Ilmu Hadis. Kegiatan tersebut diadakan selama 2 hari, yakni tanggal 16-17 Oktober 2019 di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga.
USICON merupakan salah satu event tahunan yang diadakan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tahun ini adalah tahun ketiga dengan tema "Bridging Rasionality and Piety within Multicultural Society in Post Truth Era. Event tersebut juga masuk dalam rangkaian Ulang tahun UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ke-68. Beberapa pemateri dari luar negeri turut diundang sebagai speaker di acara tersebut, seperti Dr. Musdah Mulia, Prof. Dr. Mahmod Erol Dubes Turki di Indonesia.
Dalam acara tersebut, Mundzir masuk dalam Panel Religion and Gender. Judul paper yang diangkat adalah Hadis Pengakuan atas Hak-hak Perempuan: Reinterpretasi Muhammad Al-Ghazali. Pengangkatan judul tersebut tidak lain untuk mengenang jasa Alm. Prof. Suryadi. Menurutnya, untuk mengenang almarhum Prof. Suryadi, kita tidak hanya berdoa, tapi harus mengenang hasil-hasil karya beliau. Prof. Suryadi menulis disertasi tentang Muhammad al-Ghazali dan Yusuf al-Qardhawi ketika memahami hadis. Maka, untuk mengenang karya tersebut, Mundzir mengangkat tokoh Muhammad al-Ghazali sebagai sarana ngalap berkah dan ngalap manfaat.
Ia menyebutkan bahwa hak-hak perempuan perlu direkonstruksi ulang, karena pemahaman dari kaum salafi yang terus menguat dengan ciri khas literal. Maka perlu adanya counter untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya dengan memahami hadis dengan sebuah pendekatan infklusif atau seperti yang ditawarkan Al-Ghazali. Mundzir menambahkan bahwa Islam datang untuk membuat hubungan antara laki-laki dan perempuan dapat harmonis di manapun berada. Menurutnya, Al-Ghazali adalah sosok pemikir modern yang mengapresiasi peran perempuan di ranah publik. Maka dsri itu, Mundzir menggunakan teori tersebut untuk meluaskan kembali hak-hak perempuan yang pernah terpendam karena pemahaman leksikal.
Menurut mahasiswa yang berumur 20 tahun tersebut, USICON adalah ajang intelektual bagi mahasiswa yang menekuni Islamic Studies, tidak hanya Ushuluddin. Event ini perlu ditingkatkan lagi terkait teknis pelaksanaan, terkait presenter luar Jogja dan Pemateri luar Jogja. Selanjutnya, Mundzir berterimakasih kepada bapak kaprodi Ilmu Hadis yang selalu mensupport untuk selalu menulis. Semoga mahasiswa Ilmu Hadis lain dapat berpartisipasi di lain waktu, di event yang lebih bergengsi. (MZ/MAS)