Prodi Ilmu Hadis Adakan Ziarah ke Makam Raja-raja Imogiri Bantul

Yogyakarta sebagai salah satu daerah istimewa di Indonesia memiliki ciri khas tertentu. Hal ini setidaknya daerah ini pasa awalnya berbentuk kerajaan baik kasultanan dan kadipaten Paku Alam. Trademark ini kemudian tetap dipertahankan dan raja-rajanya menjadi bagian pemerintah sampai sekarang. Mereka yang berkuasa pada saat ini menduduki sebagai gubernur dan wakil gubernur. Dengan demikian, sebagai daerah istimewa maka pemerintahannya tidak dilakukan seperti provinsi lain dengan pilihan.
Salah satu peninggalan khas kasultanan Yogyakarta adalah komplek makam raja-raja di Imogiri. Setidaknya dalam makam tersebut terdapat sejumlah raja-raja di antaranya adalah Sultan Agung Hanyokrokusumo (1991-1645). Beliau adalah Raden Mas Jatmika yang merupakan Raja Mataram ketiga yang memerintah tahun 1613-1645 M. Selain sebagai orang pertama yang dimakamkan dalam kompleks makam yang seluas 10 hektar, beiau juga sebagai orang yang memiliki ide membuat kompleks pemamakan tersebut. Dengan demikian, keberadaan makam raja-raja ini merupakan ide besar sang Raja Sultan Agung.
Layaknya makam lainnya, komplek pemakamam di atas juga ramai dikunjungi para peziarah. Beragam asal usul dan masyarakat pun ditemukan di dalamnya baik turis maupun dari masyarakat luas di Indonesia. Apalagi jika memasuki tataran pesarean tersebut diharuskan memakai pakaian adat jawa dengan jarit dan sorjan serya blangkon untuk laki-laki sedangkan perempuan dengan memakai kemben khas pakaian Jawa Klasik. Dengan demikian, dalam konteks ini menjadikan makam raja-raja tidak saja sebagai tempat religius dalam berziarah melainkan juga sebagai tempat wisata.
Untuk melakukan ziarah ke tempat di atas tidak dibuka secara terus menerus dalam setiap harinya selama sepekan. Jam buka dalam seminggu hanya tiga hari dan terbatas jamnya. Hari-hari yang dapat dijadikan sebagai waktu ziarah adalah hari Senin jam 10.00-13.00, Jum'at jam 13.30-16.00, MInggu. Selain hari tersebut ditutup dan libur. Adapun selama bulan Ramadhan tutup dan dapat dibuka ketika momen tertentu yakni 1 Syawal dan 8 Syawwal serta 10 Besar kesemuanya dibuka antara jam 10.30-13.00. Melalui jam tersebut dan bulan tertentu dapat melakukan ziarah.
Kesempatan di atas di hari Jum'at terakhir sebelum bulan Ramadhan Prodi Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melakukan ziarah ke makam di atas. Setidaknya kegiatan tersebut dilakukan oleh Dr. H. Muhammad Alfatih Suryadilaga, S.Ag., M.Ag. Kaprodi Ilmu Hadis dan perwakilan mahasiswa prodi tersebut sejumlah lima orang salah satu di antaranya adalah Ahmad Rasyid Nasution mahasiswa semester 8 Prodi Ilmu Hadis. Selain itu, di antara yang hadir dalam kesempatan ziarah adalah dosen Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yaser Arafat seorang dosen yang sangat senang bersentuhan dengan dunia ziarah di berbagai makam.
Kegiatan di atas adalah dalam rangka mnenjelang puasa Ramadhan terdapat tradisi ziarah ke makam leluhur. Hal ini merupakan sebuah kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun dan sekaligus sebagai bentuk penjagaan tradisi dan kebaikan karena bagian yang dicontohkan Nabi saw. sebagai bentuk mengingat kematian dan mendoakan. Dengan demikian, kegiatan di atas Prodi Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga sebagai bagian dari pelestarian budaya dan menjalankan ajaran agama sebagaimana yang telah dilakukan. (MAS)