Mahasiswa Prodi Ilmu Hadis ikut Serta dalam Seminar Nasional Hadis di STDI Jember

Mahasiswa Prodi Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ikut serta dalam seminar Nasional Hadis. Kegiatan ini dilaksanakan oleh STDI al-Syafi'i Jember dan bekerjasama dengan Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia (ASILHA). Adapun pelaksanaannya berlangsung tanggal 26-27 April 2019 di Meotel Hotel Jember. Dengan demikian, kegiatan ini merupakan kegiatan nasional dalam bidang hadis.

Tema seminar nasional adalah Urgensi Studi Hadis di Indonesia di Era Millenial. Tema tersebut selain dipresentasikan oleh akademisi hadis Indonesia melalui call paper juga oleh pakar hadis Indonesia. Mereka yang hadir antara lain Ketua Asosiasi Hadis Islam Indonesia (ASILHA), Dr. H. Muhammad Alfatih Suryadilaga, S. Ag. M. Ag., Ketua PKH Bogor Dr. KH. Lutfi Fathullah, M.A., Dosen Ilmu Hadis UIN Susqa Riau, Dr. Dasman Yahya Ma'ali, M.A. dan dosen STDI Jember yaitu Dr. Sofyan Siddiq Fuad Baswedan, M.A. keempat tokoh tersebut menjadi narasumber utama dalam seminar. Dengan demikian, seminar ini memiliki tema yang kekinian dan disampaikan oleh ahli hadis yang kompeten di dalamnya.

Peran hadis dalam Asbab al-Nuzul Jadid adalah tema yang dikaji oleh Hadi Wiryawan. Hal ini disampaikan dalam konteks hermeneutika ototarian Abou Fadl terhadap Metodologi Tafsir Kontemporer Amin Abdullah. Tema tersebut menarik bagi mahasiswa Prodi Ilmu Hadis dan dibantu dengan team mahasiswa IAT yakni Egi Tanadi Taufik. Dengan demikian, kajian yang dilakukan adalah terkait erat dengan beragam kajian baru khususnya dalam hadis di kalangan millenial.

Mereka berusaha memperkenalkan dan mengembangkan konsep Asbāb al-Nuzūl al-Jadīd yang merupakan produk pemikiran Amin Abdullah pada acara Seminar Nasional tersebut. Menurutnya konsep Asbāb al-Nuzūl al-Jadīd merupakan sebuah inisiasi untuk memunculkan kembali tujuan dan semangat utama suatu nash. Hadis, yang mengalami beberapa tahapan transformasi dari budaya realitas (qaul, fi’il, taqrīr, shifat Nabi), budaya lisan (tradisi isnād), hingga ke budaya tulis (kodifikasi teks Hadis), menghadapi tantangan untuk terus bertahan di tengah kompleksitas masyarakat kontemporer yang dinamis dan fluktuatif.

Hermeneutika otoritarian Abou Fadl menjadi sarana untuk mengembangkan konsep Asbāb al-Nuzūl Jadīd dalam konsentrasi studi Hadis. Kritik normativitas matan, desakralisasi isnad, dan alanisis melalui empat tahapan identifikasi dan evaluasi frame penelitian Hadis yaitu; kritik empiris-rasional, relasi proporsional, keutuhan entitas berpikir, dan kritik normatif-teologis; mampu mengungkap spirit Hadis dan meminimalisir subjektivitas perawi (idiosyncronic).

Pendidikan Anak di era millenial juga dikaji oleh Ahmad Mushowwir. Hal ini merupakan kegalauan dari penulis akan pemahaman tekstualis di kalangan orang tua yang mendidik anaknya. Sebagaimana dalam hadis tentang kebolehan memukul anak ketika tidak menjalankan shalat jika anak sudah mencapai berumur 10 tahun. Oleh karenaya melalui artikel tersebut penulis melakukan reinterpretasi dengan melihat kondisi dan bidayabera millenial. Dengan demikian, kajian ini akan memberikan pendidikan yang sesuai dengan perkembanhan zaman dan sekaligus dapat menjakankan hadia Nabi saw. (MAS/HW)