PKL Programming Hadis tahun 2019 di PKH Bogor

Sebagai salah satu ajaran Islam, hadis selalu dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh ummat Islam. Hal tersebut setidaknya mereka sibuk belajar dan bahkan melaksanakan dalam kehidupan keseharian. Hal ini juga bagian dari pengalaman dari perintah Allah swt. Dengan demikian, mereka menjadikan hadis sebagai bagian dari kehidupan mereka dalam kesehariannya.

Setidaknya hadis selama ini diperoleh melalui beragam kajian di pesantren. Hal ini dikarenakan tradisi hadis dikembangkan pesantren dengan sejumlah ulama yang memotorinya seperti KH. Hasyim Asy'ari dan lainnya. Kajian yang dilakukan sesuai dengan model yang ada di kalangan pesantren yakni sorogan, bandongan dan klasikal. Hal ini menjadi peminat atas hadis tidak sebanyak keilmuan lain. Dengan demikian menjadikan kajian hadis sebagai sesuatu yang elitis.

Kenyataan di atas kemudian dilanjut di Perguruan Tinggi. Hal ini menjadikan peminat kajian hadis juga terbatas dilaksanakan di prodi tertentu. Salah satu prodi yang intens dalam mengkaji hadis adalah program studi ilmu hadis. Dalam prodi tersebut dikaji kajian-kajian pesantren yang klasik dan pengembangan kajian dengan berbagai integrasi keilmuan lain. Hal ini menjadikan kajian hadis lebih menarik dan mendalam. Dengan demikian, kajian hadis di PT berkembang dengan beragam pendekatannya.

Kenyataan tersebut juga terus berkembang dengan beragam perkembangan kekinian terkait perkembangan teknologi informasi. Perkembangan budaya baru ini bagi perkembangan hadis sangat penting. Karena hal ini sudah menjadi trend terkini kajian hadis juga memanfaatkannya bagi masyarakat. Seiring dengan itu, sumber pencaian hadis semakin mudah. Demikian juga mencari beragam kitab-kitab yang berkembang dalam sejarahnya sangat mudah.

Problematika mendasar sekarang ini adalah bagaimana hadis dengan mudah dipahami oleh ummat Islam dengan baik dan mudah. Kenyataan tersebut didikung mudahnya akses beragam hadis dan pola pemahaman. Hal ini pertanda baik dan juga sebaliknya. Jika sumbernya kurang dapat dipercaya maka akan melahirkan generasi yang kurang memahami hadis. Sehingga sekarang banyak ditemukan dengan mudahnya seseorang mengkafirkan sesama muslim akibat perbedaan dalam pemilihan pemimpin baik di tingkat lokal maupun daerah dan nasional.

Setidaknya dalam memahami hadis diperlukan pemahaman yang baik akan hadis dengan melihat beragam keilmuan lain. Memahami hadis dengan hanya melihat terjemahan secara tekstual juga tidak dianjurkan. Pola pemahaman yang komprehensif dengan melihatnya beragam sisi hadis. Hal inilah mejadikan kajian hadis menarik dan bermakna dalam keberagamaan sekarang.

Kapasitas keilmuan mahasiswa perlu diperkuat dengan beragam pengetahuan terkini tentang teknologi informasi. Hal ini untuk menunjang kemahiran dalam mengkaji dan melahirkan inovasi baru dalam hadis. Setidaknya, mahasiswa prodi ilmu hadis selama seminggu melaksanakan Praktek Kuliah Lapangan (PKL) di Pusat Kajian Hadis (PKH) Bogor. Kegiatan ini diikuti oleh 26 peserta dalam gelombang pertama.

Harapan besar kepada akademisi muda hadis untuk dapat menjadikan kajian hasis menarik dan mudah diakses. Selain itu, isi dan kualitasnya harus dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Kenyataan ini karena mereka mengemban amanat besar ulama pendahulunya sebagai nasir al-sunnah dan bukan sebaliknya. Dengan demikian secara substansial mereka merupakan penerus ulama hadis di generasi millenial untuk menjadikan hadis tersebar luas di jagat raya.

Secara keilmuan hadis, mereka telah memahami beragam keilmuan hadis klasik yang terhimpun dalam kitab-kitab ulum al-hadis dan bergaam kitab hadis lainnya. Ragam pemahaman atas kajian hadis dilaksanakan dengan baik dengan melibatkan keilmuan lain baik ilmu-ilmu kemanusiaan maupun sains dan teknologi. Kesempurnaan keilmuan tersebut didukung dengan kegiatan seminggu di Bogor ini.

Kegiatan ini tidak hanya dilakukan si semester enam bagi mahasiswa anagkatan 2016. Bagi mereka pembelajaran berbasis IT sudah sering diperolehnya salam semester sebelumnya. Mereka ini setidaknya memperoleh matakauliah hadis dan media, hadis dan teknologi informasi dan hadis dan software hadis. Jika dihitung secara keseluruhan sks yang ditempuh sebanyak 12 SKS. Dengan demikian mereka mendapatkan bekal yang cukup untuk pelaksanaan kegiatan di PKH selama seminggu ini.

Setidaknya mahasiswa Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga telah siap memasuki era industrialisasi generasi 4.0. Dalam sejarahnya, jika diruntut ke belakang perkembangan industri ini sungguh sangat cepat. Adapun generasi 1 lahir pada awal abad 18 tepatnya 1784 M. dengan ditemukannya mesin bagi industri yang sebelumnya dilakukan dengan tangan manusia. Sementara generasi ke dua awal abad ke-20 tepatnya tahun 1870 M. melalui pengenalan produksi massal dan pembagian kerjanya. Sedangkan generasi 3 di tahun 1970 M. dengan penggunaan teknologi informasi dan penggunaan elektronik. Adapun untuk generasi ke 4 ini merupakan loncatan dahsyat melalui cyber-psikal melalui semua industri melalui dunia virtual. Kenyataan ini dikenal dengan sbututan Internet of Things(IoT). Mereka ini, mahasiswa Prodi Ilmu Hadis merupakan generasiyang dikenal dengan generasi baby boomersdan sekaligus mereka ini generasi X yang merupakandigital immigrant. Dengan demikian melalui pelatihan ini diharapkan dapat memenuhi tuntutan dalam menuju industry 4.0. (MAS)

https://cdn-images-1.medium.com/max/1600/0*o9Tc8OKw6yGI9P5D