Kulian Umum Prodi Ilmu Hadis Semester Genap 2018/2019 Bersama Dr. A. Haris, M.Ag. dan Dr. Muhammad Alfatih Suryadilaga, S.Ag. M.Ag.
.jpeg)
Seperti biasanya prodi ilmu hadis kembali menggelar dan melaksanakan perkuliahan umum, yang dimana merupakan asupan awal bagi mahasiswa-mahasiswinya sebelum lanjut ke perkuliahan seperti biasa. Hal ini bertujuan untuk menambah khazanah pengetahuan tentang hadis dan mereview apa yang telah di dapatkan oleh mereka, setelah menjalani liburan yang sangat panjang Kemudian, yang menjadi sasaran kuliah umum tersebut adalah Mahasiswa ilmu hadis baik angkatan 2018 sampai angkatan sebelum-sebelumnya. Kuliah umum kali ini sangat patut diapresiasi dan diancungi jempol. Dikarenakan, narasumber yang bersangkutan sangat hebat dan lebih luar biasanya lagi dari kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yaitu Dr. Abdul Haris M.Ag. dan Dr. Muhammad Alfatih Suryadilaga, S.Ag. M.Ag. dengan moderator Saudara Subhan dari Mahasiswa Prodi ilmu hadis tentunya. Acara perkuliahan umum diselanggarakan Senin, 11 Februari 2019, pukul 08.30 – selesai di Teaterikal Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Kuliah umum sesi pertama, disampaikan oleh Dr. Abdul Haris, M.Ag. sebagai Dosen Pascasarjana sekaligus ahli hadis. Secara garis besar, beliau memberikan informasi mengenai seperti apa prinsip-prinsip dasar yang efektif ketika berinteraksi dengan hadis. Dimulai dari aspek historis, sunnah sebagai sumber ajaran yang benar, sejarah pembukuan atau tadwin, dan bagaimana metode dalam memahami hadis. Inti dari pembicaraan beliau yakni, ketika hadis semakin berkembang perlu adanya prinsip-prinsip dasar yang nantinya dapat memahaminya secara jelas. Hal lain yang amat penting dari beliau adalah menerapkan kajian kritik hadis guna menguji kevaliditasannya apakah benar sesuai aslinya dan mencegah hoax. Satu hal lagi dari beliau bahwasannya, konsep hadis ataupun perannya sangat penting bagi kalangan muhaddisin, ushuliyyin, dan fuqaha.
Dilanjutkan sesi kedua di isi oleh Dr. Muhammad Alfatih Suryadilaga, S.Ag., M.Ag. selaku Ketua Asosiasi Ilmu Hadis se-Indonesia dan Ketua Prodi dan Dosen Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Inti ataupun garis besar yang beliau sampaikan yaitu menyinggung mengenai beberapa aliran-aliran interaksi dalam memahami hadis, diantaranya aliran dzahiriyah, bathiniyah, dll, yang dimana masing-masing aliran memiliki penjelasan karateristik yang berbeda dalam memahami dan berinteraksi dengan hadis.
Setelah para narasumber selesai menyampaikan informasi ataupun materi kepada mahasiswa, dibuka sesi tanya jawab yang dimana pertanyaan tersebut menyangkut tema pada kuliah umum tersebut. Lalu sebagai bentuk apresiasi kepada mahasiswa yang sudah bertanya, dari pihak kaprodi memberikan Jurnal Living Hadis sebagai bahan bacaan dan referensi bagi mereka. Perlu ditekankan kembali bahwasannya, kuliah umum ini dilaksanakan dengan beberapa tujuan yaitu memberikan pemahaman lebih mengenai hadis dan hal-hal yang berkaitan. Serta dengan harapan dapat merefleksikan prinsip-prinsip tersebut ketika berinteraksi dengan hadis-hadis yang ada di kehidupan masyarakat.
Seperti biasanya prodi ilmu hadis kembali menggelar dan melaksanakan perkuliahan umum, yang dimana merupakan asupan awal bagi mahasiswa-mahasiswinya sebelum lanjut ke perkuliahan seperti biasa. Hal ini bertujuan untuk menambah khazanah pengetahuan tentang hadis dan mereview apa yang telah di dapatkan oleh mereka, setelah menjalani liburan yang sangat panjang Kemudian, yang menjadi sasaran kuliah umum tersebut adalah Mahasiswa ilmu hadis baik angkatan 2018 sampai angkatan sebelum-sebelumnya. Kuliah umum kali ini sangat patut diapresiasi dan diancungi jempol. Dikarenakan, narasumber yang bersangkutan sangat hebat dan lebih luar biasanya lagi dari kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yaitu Dr. Abdul Haris M.Ag. dan Dr. Muhammad Alfatih Suryadilaga, S.Ag. .MAg. dengan moderator Saudara Subhan dari Mahasiswa Prodi ilmu hadis tentunya. Acara perkuliahan umum diselanggarakan Senin, 11 Februari 2019, pukul 08.30 – selesai di Teaterikal Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Kuliah umum sesi pertama, disampaikan oleh Dr. Abdul Haris, M.Ag. sebagai Dosen Pascasarjana sekaligus ahli hadis. Secara garis besar, beliau memberikan informasi mengenai seperti apa prinsip-prinsip dasar yang efektif ketika berinteraksi dengan hadis. Dimulai dari aspek historis, sunnah sebagai sumber ajaran yang benar, sejarah pembukuan atau tadwin, dan bagaimana metode dalam memahami hadis. Inti dari pembicaraan beliau yakni, ketika hadis semakin berkembang perlu adanya prinsip-prinsip dasar yang nantinya dapat memahaminya secara jelas. Hal lain yang amat penting dari beliau adalah menerapkan kajian kritik hadis guna menguji kevaliditasannya apakah benar sesuai aslinya dan mencegah hoax. Satu hal lagi dari beliau bahwasannya, konsep hadis ataupun perannya sangat penting bagi kalangan muhaddisin, ushuliyyin, dan fuqaha.
Dilanjutkan sesi kedua di isi oleh Dr. Muhammad Alfatih Suryadilaga, S.Ag., M.Ag. selaku Ketua Asosiasi Ilmu Hadis se-Indonesia dan Ketua Prodi dan Dosen Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Inti ataupun garis besar yang beliau sampaikan yaitu menyinggung mengenai beberapa aliran-aliran interaksi dalam memahami hadis, diantaranya aliran dzahiriyah, bathiniyah, dll, yang dimana masing-masing aliran memiliki penjelasan karateristik yang berbeda dalam memahami dan berinteraksi dengan hadis.
Setelah para narasumber selesai menyampaikan informasi ataupun materi kepada mahasiswa, dibuka sesi tanya jawab yang dimana pertanyaan tersebut menyangkut tema pada kuliah umum tersebut. Lalu sebagai bentuk apresiasi kepada mahasiswa yang sudah bertanya, dari pihak kaprodi memberikan Jurnal Living Hadis sebagai bahan bacaan dan referensi bagi mereka. Perlu ditekankan kembali bahwasannya, kuliah umum ini dilaksanakan dengan beberapa tujuan yaitu memberikan pemahaman lebih mengenai hadis dan hal-hal yang berkaitan. Serta dengan harapan dapat merefleksikan prinsip-prinsip tersebut ketika berinteraksi dengan hadis-hadis yang ada di kehidupan masyarakat.