Taufik, Alumni Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Wisudawan Terbaik Prodi Ilmu Hadis

Sleman, 3 Maret 2020 sidang Yudisium Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum dilaksakannya wisuda yakni tanggal 15 April 2020. Dalam kegiatan tersebut hadir dekanat yang hadir diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Akademik Dr. Fahruddin Faiz, M.Ag. dan Wakil Dekan Adminisrasi dan Keuangan Dr. Ahmad Baidowi, M.Si. Selain itu, Dr. Muhammad Alfatih Suryadilaga, S.Ag. M.Ag. dan Dr. Saifuddin Zuhri, MA mewakili Program Studi Ilmu Hadis dan kaprodi lainya baik di S1 maupun S2.

Yusidsium paling bai adalah Prodi Ilmu Hadis. Wakil Dekan Bidang A Akademik mengemukakan bahwa 12 mahasiswa telah dinyatakan lulus dengan presdiket Pujian atau cumlaude semuanya. Sedangkan predikat wisudawan terbaik dan tercepat Prodi Ilmu Hadis diraih oleh Taufik Kurahman dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3.91. Taufik adalah seorang santri alumni Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah (RAKHA) Amuntai. Selama proses belajar di Yogyakarta, dia mondok di Pondok Pesantren Lingkar Studi Al-Quran (LSQ) Ar-Rohmah yang didirikan dan diasuh oleh Prof. Dr. KH. Abdul Mustaqim, M.Ag.

Taufik mengakui bahwa dia tidak terlalu mengejar gelar wisudawan terbaik. Apa yang dilakukannya menuruti pesan ibunya, yaitu belajar tanpa mengharap imbalan apa pun. Namun, dia juga mengakui bahwa menjadi wisudawan terbaik merupakan hasil dari proses panjang yang telah dimulai bahkan sejak resmi diterima menjadi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga.

Sebagai seorang mahasiswa, dia dikenal sebagai mahasiswa yang rajin oleh teman-temannya, khususnya masalah ketepatan waktu. Menurut Taufik, semua itu hanya semata-mata karena dia berusaha agar tidak membuat pengajar menunggu. Sebab, yang membutuhkan pelajaran adalah mahasiswa, bukan pengajar. Selain itu, karakteristik itu terbangun karena kebiasaannya yang merasa tidak nyaman ketika tertinggal pelajaran.

Mengenai IPK, dia menyatakan bahwa sejak duduk di MTs Pondok Pesantren Modern Darul Istiqamah Barabai, dia terbiasa dengan persaingan di bidang akademik. Sikapnya yang suka bersaing berlanjut ketika memasuki jenjang pendidikan selanjutnya, dan terus berkembang hingga di bangku perkuliahan. Menurutnya, itulah salah satu faktor utama yang mengantarkan dia bisa meraih wisudawan terbaik di prodi.